Nun jauh di pedalaman rimba Irian Jaya, di dataran rendah teluk sungai Brazza (?) di kaki pegunungan Jaya Wijaya hidup suku Korowai dan Kombai. Nyamuk dan ancaman perang antar suku menyebabkan mereka membangun rumah mereka di atas pohon. Bahkan sebagian dari mereka tinggal di rumah di atas pohon setinggi 40 m….
Suku Korowai dan Kombai tinggal di wilayah Indonesia dan sudah pasti mereka juga penduduk Indonesia. Namun sangat jarang ditemukan literatur mengenai mereka dalam bahasa Indonesia. Justru banyak peneliti asing yang mengunjungi mereka dan mempelajari kehidupan suku mereka yang unik.
Korowai adalah salah satu suku di Irian yang tidak memakai koteka. Kaum lelaki suku ini memasuk-paksa-kan penis mereka ke dalam kantong jakar (scrotum) dan pada ujungnya mereka balut ketat dengan sejenis daun. Sementara kaum perempuan hanya memakai rok pendek terbuat dari daun sgu. Sagu adalah makan utama mereka.
Sedangkan pria Suku Kombai menggunakan ‘koteka’ dari paruh burung besar. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.
Mereka hidup sangat bersahaja di dunianya. Entah mereka mengenal tidak siapa presiden mereka. Apa yang dilakukan capres-capres dengan segunung janji dalam kampanye mereka sekarang ini. Siapa Manohara. Apa isi email Prita. Siapa Michael Jackson. Mungkin mereka bahkan tidak perlu tahu. Di sini waktu seperti terhenti.
sumber : papuatrekking.com
Ini foto-foto karya Photograph George Steinmetz http:// www. goodnewsfromindonesia.org/2016/01/30/foto-foto-luar-biasa-rumah-pohon-suku-korowai-di-papua, artikel yang ditulis ini juga hampir semua copy paste saja, karena penulisnya juga tidak pernah sampai apalagi foto. Huh
SukaSuka
@fxmaking : tulisan dan foto bersumber dari papuatrekking.com dan sudah dicantumkan di akhir tulisan. Tanggal posting 24 Juni 2009, jauh lebih lama dari link yang diberikan.
SukaSuka
biarkan mereka menjalankan adat mereka yang sudah mereka jaga selama berabad2,,
SukaSuka
saya jatuh cinta dengan papua ke aslian almnya yg gk pernah di tmukn di manapun hutan yg sangat lebat dan panorama alm yg sungguh cantik…I LOVE PAPUA?
SukaSuka
Wow, gara2 liat film dokumenternya barusan, trus search digoogle, nyampe di halaman ini :D. Nice info (walaupun tahun 2009)
SukaSuka
Hi..
I just finished watching a program about Kombai clan on BBC Knowledge Indovision.I thought it was in Africa, then I found out it is in Papua..
I search on Internet about it.
really amazing..
SukaSuka
pemerintah asik ambilin duit rakyat,,,,rakyat asik sengsara dalam rmh pohonnya,,,**** *,,,pemerintah,,(sby)
SukaSuka
hai jack, gue kurang sependapat dengan terminologi “sengsara” yang lo pakai 🙂 itu budaya mereka, cara hidup yang terbaik buat mereka, kesatuan manusia dengan alam yang mmg sdh terbangun selama berabad-abad (see: bioregionalism). siapakah kita sehingga menganggap peradaban mereka sebagai “sengsara”? justru memaksakan modernitas dan meniadakan adat mereka itu yang membuat mereka sengsara, spt pada saat Soeharto memberlakukan Keppres yang menyamakan semua unit masyarakat hukum adat (seperti nagari, padukuhan, dusun, pekon, gampong, dsb) menjadi DESA. struktur masyarakatnya rusak.
please bedakan budaya dengan kesengsaraan.
SukaSuka
Benar sekali, mereka bukanlah ‘orang sengsara’ dan bukan orang miskin. Berbahagialah mereka yang tidak memiliki kosa kata miskin dan sengsara. Mereka hidup seia sekata diantara kelompoknya dan berbagi makanan tanpa berebutan seperti orang kota. Sebenarnya merekalah yang hidup penuh kebahagiaan (meski bagi orang kota mereka terlalu sederhana). Sekiranya orang kota bisa hidup secukupnya tanpa kerakusan mengumpul harta dan uang utk diri sendiri maka pasti keadaan orang kota akan lebih baik dan nyaman seperti mereka, suku Korowai.
SukaSuka
ya,,aku setuju dengan koment mquinooo,,mereka juga punya cra bertahan hidup sendiri ,,jikalau kita memaksakan mereka dengan peradaban modern seperti kita ini,,itu hnya akn di anggap mereka suatu pengrusakan adat mereka,,kadang alam bersahabat jika kita tidak mengganggu adat yang sudah mereka jalankan berabad2
SukaSuka
salam kenal dari Pekanbaru-Riau, saya senang sekali melihat ke asli-an dan ke asri-an hutan Papua, beda banget dengan hutan di Riau yang sudah berganti dengan kebun sawit. Mudah2-an suatu saat saya bisa melihat kecantikan dan keunikan dari hutan Papua ini secara langsung, Amien….
SukaSuka
minta izin copy artikelnya ya buat bahan artikel saya.
terimakasih.
SukaSuka
dipersilahkan masss…..
SukaSuka
salam kenal dari Riau Pekanbaru
SukaSuka
salam kenal juga masss….. makasih kunjungannya ya
SukaSuka
Ternyata ada juga yg lebih tinggi dari Jembatan Tertinggi…
Yaitu Rumah orang Irian 😀
========
Nice info
SukaSuka