Haruskah Kita Malu Jadi Orang Indonesia?

Standar

Lihat Indonesia hari ini.  Sejak dari Kasus Antasari hingga Century, belum lagi gelombang aksi demo mereka yang tidak pernah puas dengan kinerja (?) pemerintah sekarang sampai bencana di sana bencana di sini serta ketidak adilan selalu mendera rakyat kecil dan apa saja dan apa saja.  Lihat Indonesia hari ini….. Lihat betapa ricuhnya sidang kasus Century itu……

Agar tidak tumpah muntah ini sebab mulai muak membaca berita-berita getir tentang Indonesia,  Pimpii berselancar dan menemukan laman yang memuat sajak empu pujangga Indonesia sang maestro Taufik Ismail disini.  Pimpii tertegun membaca sajak yang bertajuk  MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA.

si2

Meskipun kurang paham mengenai sajak atau puisi, tetapi pimpii coba mengomentari beberapa bait dari sajak panjang tersebut.  Berikut cuplikan dari sajak tersebut :

……………………………………………
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
……………………………………………..
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
……………………………………………………….
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
……………………………………………….
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi

Sajak tersebut ditutup dengan bait:

……………………………………….

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

Hm. Sajak yang luar biasa membakar sentimen terhadap bangsa ini, karena yang di katakan Om Taufik di dalam sajaknya  seakan benar adanya.  Tiba-tiba Pimpii turut malu jadi orang Indonesia.

Tetapi jauh di lubuk hati yang paling dalam dan murni (…..…), Pimpii merasa harus bangga menjadi orang Indonesia.  Tetapi jelas bukan bangga dengan segala carut marut benang kusut terbalut kalut malut sikut takut sembelut meramput dan segala penuh  kekurangan di negeri ini, karena masih banyak hal yang dapat dibanggakan.  Cek disini. Mengapa? Ini negeriku, tanah airku tumpah darahku.  Baik buruknya tetaplah negeriku yang harus ku bela hingga titik darah penghabisan (…..…..).  Di sini kita dilahirkan, dibesarkan, hidup dan mati di tanah air ini.

Hal terbaik yang harus dilakukan  pemimpin  adalah benar-benar dapat membawa perubahan yang nyata tidak hanya mampu menebar janji manis tanpa wujud dan musykil. Mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang.  Lakukan perubahan.  Jika tidak kita lalu siapa? Karena KITA MAMPU!.

Satu tanggapan »

Tinggalkan komentar